Pertama saya mau nyatakan bahwa saya orangnya simpel, berpikir simpel namun tetap rasional.
Cara berpikir saya sesimpel ini: Kalau mau mengetahui seseorag itu beragama apa, lihat cara dia beribadah. Begitu pula dengan pemimpin. Kalau mau mengetahui seorang pemimpin berideologi apa, lihat dari cara dia mengatur wilayahnya.
Akhir-akhir ini banyak sekali berita tak sedap yang beredar yang menyatakan bahwa Presiden Indonesia Joko Widodo dan Gubernur Jakarta Non Aktif Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) adalah seorang komunis, dan antek-antek komunis. Dan isu yang dari tahun 2014 ini, tidak pernah padam hingga detik saya mem-publish artikel ini.
Saya tidak terlalu paham apa dasar mereka mengatakan itu? Apakah karena DNA atau karena apa? Meskipun seumpama mereka (pak Jokowi dan pak Ahok) memang ber DNA orang yang berideologi komunis, tapi saya rasa terlalu dini menyimpulkan mereka sendiri juga penganut ideologi komunis. Kalau kita menyimpulkan hanya dengan melihat dari keturunan saja, maka saya pun bisa simpulkan dan bisa memastikan bahwa hampir seluruh orang pribumi di Indonesia adalah orang Hindu. Kenapa? Karena faktanya sebelum Islam masuk ke Indonesia, nenek moyang kita beragama Hindu.Artinya DNA kita, adalah DNA hindu. Kesimpulan seperti itu sangat konyol menurut saya.
Baiklah, kalau pun anda tidak setuju, kita kembali lagi ke topik. Sekali lagi, saya nyatakan, saya orangnya sangat simpel. Bagi saya, jika kita ingin mengetahui ideologi dari seorang pemimpin, lihatlah dari cara dia mengatur wilayahnya.
Dan sampai saat ini, saya belum melihat baik Presiden Joko Widodo, maupun Ahok, mengatur wilayah mereka dengan cara-cara komunis. Justru cara-cara mereka menurut saya sangatlah LIBERALIS (dengan sedikit nuansa sosialis). Mereka sangat terbuka kepada investasi swasta, dan mengandalkan swasta menjadi motor perekonomian bangsa.
Hal yang tentu bertentangan dengan paham komunis. Dari berbagai teksbook dan referensi yang saya baca, motor perekonomian negara komunis adalah negara itu sendiri atau paling tidak perusahaan negara, bukanlah swasta. Jadi dari sini saja kita bisa simpulkan tidak ada tanda-tanda bahwa mereka komunis.
Kalau pun alasannya karena mereka membuka bekerja sama dengan negara-negara komunis, itu juga tidak semerta-merta bisa disimpulkan bahwa pemimpin tersebut berideologi komunis. Saya contohkan pada negara Islam yang bekerja sama dengan negara Kafir. Apakah raja/pemimpin negara islam tersebut otomatis akan menjadi seorang yang kafir hanya karena bekerja sama dengan negara kafir? Saya rasa semua akan menjawab tidak kan. Begitu pula dengan pemimpin kita yang saat ini sedang dilanda banyak Isu.
Saya tidak habis pikir mengapa orang-orang seperti itu, seakan tidak pernah padam melemparkan isu bangkitnya Komunis di negara ini, melemparkan fitnah bahwa presiden adalah komunis, dll. Bahkan yang parahnya yang paling keras meneriakkannya adalah orang yang tidak paham ataupun gagal paham apa itu ideologi komunis. Yang mereka tahu komunis itu adalah Atheis. Titik! Saya kadang antara ingin ketawa dan menangis jika membaca atau mendengarnya. Apalagi kalau mengingat ahok sangat percaya dengan Tuhannya, begitu pula dengan Pak Jokowi yang konsisten puasa senin-kamis.
Sebagai informasi tambahan buat kalian yang membaca ini, Menteri Sri Mulyani yang diangkat menjadi menteri keuangan oleh Presiden Joko Widodo adalah seorang yang berideologi LIBERAL tulen. Saya rasa jika presiden memang berideologi komunis, maka sangat konyol jika beliau mengangkat menteri keuangan yang berideologi liberal. Dimana ideologi liberal sangat bertolak belakang dengan komunis.
Jadi sudahlah hentikanlah pemikiran-pemikiran buruk sangka seperti begitu. Hanya akan jadi fitnah, kalau benar tidak akan jadi pahala buat anda, dan kalau salah dosa itu terus menerus mengikuti anda.
Semoga bermafaat.