Wednesday, 1 February 2017

Bagaimana Seorang Tukang Becak Hidup di Kota Besar

Sebenarnya apa yang menyebabkan tukang becak bisa hidup di kota besar seperti di kota Makassar? Padahal jika kita melihat sekilas, kita pasti akan bilang bahwa penghasilan mereka tidak akan cukup untuk menghidupi keluarga mereka. Berikut ini adalah jawaban dari Prof. Tommy (Ahli Sosiologi Arsitektur dan Perkotaan), yang dulu pernah meneiliti secara mendalam kehidupan dari seorang tukang becak di Kota Makassar.


"Sebenarnya agak panjang kalau ini mau dijelaskan, karena hal ini terlalu luas dan kompleks. Namun saya akan coba menjelaskan dengan lebih sederhana agar mudah ditangkap. Kalau kita menganggap seorang pengemudi becak adalah seorang migran permanen memang tidak masuk akal. Namun kita harus melihat itu dari perspektif desa dan kota. Dalam kasus ini, saya istilahkan mereka hidup dalam 2 alam. Dalam artian sebenarnya keluarga mereka itu tinggal di perdesaan, dan mereka mencari nafkah di Perkotaan. 

Menurut penelitian saya, boleh dikata 90% dari mereka adalah pelaku migrasi sirkuler. Misalnya mereka asal dan tempat tinggalnya ada di daerah di luar Kota Makassar, anggaplah takalar, mereka itu setiap minggunya selama 4-6 hari mereka ada di Makassar, namun sisanya mereka pulang ke kampung mereka masing-masing. Kemudian keuntungan yang mereka dapatkan di Makassar mereka bawa pulang sebagai remitan untuk membiayai keluarga mereka. Nah, yang jadi pertanyaan menarik adalah bagaimana seorang tukang becak itu sendiri bisa hidup di kota besar seperti Makassar. 

Dalam penelitian saya, bisa diketahui bahwa mereka kebanyakan tinggal di rumah kerabat-kerabat dekat mereka bahkan beberapa menempati begitu saja ruang-ruang kosong hanya untuk sekedar tidur,dll. Beberapa pula dari mereka bahkan mengaku selalu membawa beras dan sayuran dari desa mereka. Sehingga mampu mengurangi biaya akomodasi mereka di Makassar.

Yang penting kita ketahui bahwa kehidupan mereka di Desa sangatlah baik, mereka punya lahan pertanian yang cukup, istri mereka punya peternakan, ataupun perkebunan.
Jadi seperti itulah kurang lebih bagaimana seorang tukang becak itu bisa hidup di kota-kota besar seperti Makassar."

Demikianlah hasil wawancara saya dengan salah satu ahli sosiologi perkotaan di Makassar. Semoga tulisan ini bermanfaat buat semua yang membaca. Jika ada pendapat lain silahkan komentar di bawah.