Friday, 20 January 2017

Jangan Mudah Terpengaruh dan Teradu-Domba

Merefresh otak kita tahun 2017 ini dengan pemikiran-pemikiran yang sehat dan tidak terpengaruh berita-berita negatif adalah hal yang cukup penting bagi kebaikan kita semua. Ada pendapat orang yang mengatakan begini:
"Kalau kita hanya mencari kejelekannya orang, yang akan kita temukan hanyalah kejelekannya, begitu juga jika kita hanya mencari kebaikannya orang, yang hanya kita temukan adalah kebaikan, tapi kalau kita mencari FAKTA, maka yang akan kita temukan adalah kebenaran siapa sebenarnya orang itu."




Saya sangat setuju.

Akan tetapi, menurut saya, mencari fakta itu adalah hal yang sulit. Mungkin akan jauh lebih baik apabila tidak men-judge orang tanpa melihat langsung apa yang ia perbuat, tanpa mengkroscek secara langsung kebenaran beritanya, dan tanpa mengetahui dengan pasti apa maksud dari dia melakukan itu.

Tidak lah baik jika kita mengambil berita hanya dari kata si ini, si anu, si itu yang bilang atau hanya karena melihat gelagat ini, anu, dan lain-lain. Waspada perlu, curiga juga perlu, pengawasan pun perlu, bahkan pengawasan yang lebih ketat itu akan lebih baik. Namun, pengawasan itu harus diikuti dgn fakta yg ada, bukan hanya sekedar opini apalagi fitnah. Memfitnah dan percaya dengan fitnah, itu dosanya beda tipis. Analoginya seperti anda percaya dengan perkataan tukang fitnah seperti dajjal.

Sering kali saya temukan orang mudah sekali percaya terhadap suatu berita, padahal dia sendiri tidak tau persis berita itu benar atau tidak. Dan orang seperti ini apabila ditanyakan kepadanya "kamu pribadi memangnya rugi apa setelah mendengar berita seperti itu? apa yang kamu takuti?". Hampir semua jawabannya tidak jelas, yang ada hanya kerugian semu (yg belum tentu akan terjadi). Padahal tanpa dia sadari berita itu sudah membuatnya membenci seseorang yang belum tentu punya niat jelek.

Mungkin memang ada yang ganjil untuk beberapa kasus, tapi itu tidak serta merta membuat kita boleh mengklaim atau menuduh "ini pasti karena dia begitu" atau "disana begitu pasti karena disini begini". Perlu penulusuran lebih jauh lagi untuk melihat fakta yang sebenarnya. Bisa jadi juga, apa yang dia lakukan kelihatan jelek, namun yang disasar adalah kebaikan yang lebih besar. Meskipun memang tidak menutup kemungkinan yang akan diperoleh bisa juga adalah kejelekan yang lebih parah.