Sebenarnya rencana ketemu ini anak dari hari selasa. Cuma pas
hari selasa saya tidak bisa. Hari rabu saya hubungi dia, dia sede yang tidak
bisa. Katanya dia keluar daerah sampai hari sabtu. Jadi kita janjian nanti hari
sabtu malam (hari ini) di rumah ku. Sekalian
silaturahmi dan melepas kangen karena memang sudah
hampir 10 tahun saya tidak pernah ketemu sama dia.
Dia mau ketemu saya buat ajak perusahaan ku untuk ikut garap proyek yang dia incar. Katanya
dia dapat tapi tidak besar, proyek kecil-kecilan ji. Besaran nya lebih baik saya rahasiakan, tapi kisaran dibawah 20 juta.
Jadi sebelum dia datang, saya suruh uswan (orang rumahku) siapkan berkas-berkas perusahaan. Tapi ada masalah, semua berkas perusahaan di simpan sama kiki (orang rumahku juga) yang sekarang entah pergi kemana dengan teman-temannya.
Perlu di tau, ini anak kalau menyimpan barang luar biasa banget ki, bagus sekali. Rapat, aman, dan tak terjangkau orang-orang. Saking bagusnya sampai-sampai semua orang rumah tidak pernah bisa dapat dimana barang yang dia simpan. Ya sejenis main petak umpet begitu.
Jadi sebelum dia datang, saya suruh uswan (orang rumahku) siapkan berkas-berkas perusahaan. Tapi ada masalah, semua berkas perusahaan di simpan sama kiki (orang rumahku juga) yang sekarang entah pergi kemana dengan teman-temannya.
Perlu di tau, ini anak kalau menyimpan barang luar biasa banget ki, bagus sekali. Rapat, aman, dan tak terjangkau orang-orang. Saking bagusnya sampai-sampai semua orang rumah tidak pernah bisa dapat dimana barang yang dia simpan. Ya sejenis main petak umpet begitu.
Akhirnya saya suruh uswan telpon pria berkumis bernama
lengkap sulkifli baco itu. Uswan telpon, dia angkat, langsung dia matikan. Di telpon
lagi, dia angkat, dia bicara kayak kumur-kumur, terus tiba-tiba mati lagi
telponnya. Nda tau apa maunya. Mungkin karena kumisnya yang terlalu panjang
jadi menghalangi sinyal HP nya. Tidak tau mi lah.
Akhirnya pas di telpon yang ketiga kali, baru bagus, baru
lancar. Trus uswan tanya “dimana ko
simpan berkas-berkas nya persuahaan?”. Dia jawab “aduh dimana saya simpan ee?”.
Bisa dibayangkan bukan, betapa bagusnya cara dia menyimpan. Sampai dirinya
sendir pun juga tidak tau dimana dia simpan itu barang. Terus dia lanjut lagi “coba
cari di samping lemariku, disela-sela antara dinding dan lemari, kalau tidak
salah saya simpan disitu.”. oke. Akhirnya uswan pergi naik lantai 3 di
kamarnya. Uswan turun dan bawa itu
berkas2 semua.
Tidak lama setelah itu, datang fahri. Uswan datang keruanganku
buat kasih tau saya kalau fahri sudah datang. Akhirnya saya turun.
Mungkin bisa dibayangkan terlebih dahulu bagaimana reaksiku waktu pertama kali ketemu
fahri setelah sekian lama. Bayangkan bagaimana reaksi nya orang pas ketemu teman yang sudah hampir
10 tahun tidak pernah ketemu. Coba bayangkan saja. Karena memang mau bikin kalian semua kecewa. Yang terjadi jauh sekali berbeda dari yang ente bayangkan. Datar-datar saja. No HUG, No Suprise, No
lebay. Datar dan santai kayak baru
ketemu kemarin. “oi fahri” “oi linggar”.
Mungkin karena sudah jam 9 malam, dan kita berdua mungkin sudah 3 L (lelah letih lesu), jadi kita biasa-biasa saja dan males yang mau basa-basi. Akhirny langsung
to the point. Dia cerita tentang proyek itu, dan dia jelaskan dokumen-dokumen
yang dia butuhkan. Ndak terlalu berat ji.
Terus kita bicara soal profit nantinya. Saya bilang karena ini proyek Cuma
di bawah 100 juta jadi sori bro saya minta bagian persentase sekian. Coba seandainya
proyeknya diatas 100 juta saya bakalan minta lebih rendah dari itu. Saya juga
jelaskan alasan kenapa saya minta bagian segitu, dan dia sangat mengerti soal
itu. Soal pengalaman memang fahri ini tidak perlu di ragukan lagi. Jadi begitu
saya utarakan alasannya, dia langsung mengerti.
Trus setelah bicara soal fee, kita bicara soal kesediaan dia
membantu perusahaan saya buat tahun depan. Karena terus terang perusahaan ini
tahun ini benar-benar mandek, dan baru bisa aktif lagi setelah tahun lalu owner
aslinya, yaitu bapak saya meninggal dunia. Proses panjang mulai dari ahli waris, notaris, bank, dan
izin-izin lainnya, memakan waktu hampir 1 tahun.
Singkat cerita fahri mau saja membantu saya, yang penting
sahabatnya adam yang kebetulan sepupuku, mesti dilibatkan dalam proses lelang
dan administrasinya. Tentunya syarat yang bagus sekali, karena dari awal memang
saya mau libatkan adam untuk bantu ka tahun depan.
Setelah itu, kita ngobrol-ngbrol sedikit. Dia cerita tentang
pengalaman-pengalamannya menangani proyek selama ini. Dan proyek-proyek apa
saja yang sudah dia kerja. Pahit manisnya dia menjalani proyek. Cara-cara dia menghadapi pimpro, dll. Saya coba mendengarkan, menghayati, merasakan betapa serunya dia kerja proyek. Saking serunya sampai benar-benar bisa na buat ka jadi excited buat kembali terjun dunia proyek tahun depan.
Selesai cerita tentang beberapa pengalamannya tidak lama
setelah itu, dia pamit pulang. Saya antar keluar rumah sampai menuju kendaraannya.
Setelah dia pulang, saya pergi kedapur bikin kopi, terus kembali ruanganku, bakar rokok, dan langsung bikin ini tulisan.
Klo tulisan ini jelek dan unfaedah sori sangat hahaha. Soalnya ini murni iseng-iseng. Jadi bodo amat mau jelek atau mau bagus.
Setelah dia pulang, saya pergi kedapur bikin kopi, terus kembali ruanganku, bakar rokok, dan langsung bikin ini tulisan.
Klo tulisan ini jelek dan unfaedah sori sangat hahaha. Soalnya ini murni iseng-iseng. Jadi bodo amat mau jelek atau mau bagus.