Saturday, 7 September 2019

Ketemu Fahri Hamzah... Eh Fahri Fattah Maksudnya

Lama sekali saya tidak menulis lagi. Makanya saya mau bikin tulisan ringan-ringan dulu, sebagai obat kangen menulis. Judulnya juga sederhana ketemu teman lama namanya fahri fattah.


Sebenarnya rencana ketemu ini anak dari hari selasa. Cuma pas hari selasa saya tidak bisa. Hari rabu saya hubungi dia, dia sede yang tidak bisa. Katanya dia keluar daerah sampai hari sabtu. Jadi kita janjian nanti hari sabtu malam (hari ini)  di rumah ku. Sekalian silaturahmi dan melepas kangen karena memang sudah hampir 10 tahun saya tidak pernah ketemu sama dia.

Dia mau ketemu saya buat ajak perusahaan ku untuk ikut garap proyek yang dia incar. Katanya dia dapat tapi tidak besar, proyek kecil-kecilan ji. Besaran nya lebih baik saya rahasiakan, tapi kisaran dibawah 20 juta.

Jadi sebelum dia datang, saya suruh uswan (orang rumahku)  siapkan berkas-berkas perusahaan. Tapi ada masalah, semua berkas perusahaan di simpan sama kiki (orang rumahku juga) yang sekarang entah pergi kemana dengan teman-temannya.

Perlu di tau, ini anak kalau menyimpan barang luar biasa banget ki, bagus sekali. Rapat, aman, dan tak terjangkau orang-orang. Saking bagusnya sampai-sampai semua orang rumah tidak pernah bisa dapat dimana barang yang dia simpan. Ya sejenis main petak umpet begitu.

Akhirnya saya suruh uswan telpon pria berkumis bernama lengkap sulkifli baco itu. Uswan telpon, dia angkat, langsung dia matikan. Di telpon lagi, dia angkat, dia bicara kayak kumur-kumur, terus tiba-tiba mati lagi telponnya. Nda tau apa maunya. Mungkin karena kumisnya yang terlalu panjang jadi menghalangi sinyal HP nya. Tidak tau mi lah.

Akhirnya pas di telpon yang ketiga kali, baru bagus, baru lancar.  Trus uswan tanya “dimana ko simpan berkas-berkas nya persuahaan?”. Dia jawab “aduh dimana saya simpan ee?”. Bisa dibayangkan bukan, betapa bagusnya cara dia menyimpan. Sampai dirinya sendir pun juga tidak tau dimana dia simpan itu barang. Terus dia lanjut lagi “coba cari di samping lemariku, disela-sela antara dinding dan lemari, kalau tidak salah saya simpan disitu.”. oke. Akhirnya uswan pergi naik lantai 3 di kamarnya. Uswan turun dan  bawa itu berkas2 semua.

Tidak lama setelah itu, datang fahri. Uswan datang keruanganku buat kasih tau saya kalau fahri sudah datang. Akhirnya saya turun.

Mungkin bisa dibayangkan terlebih dahulu bagaimana reaksiku waktu pertama kali ketemu fahri setelah sekian lama. Bayangkan bagaimana reaksi nya orang pas ketemu teman yang sudah hampir 10 tahun tidak pernah ketemu. Coba bayangkan saja. Karena memang mau bikin kalian semua kecewa. Yang terjadi jauh sekali berbeda dari yang ente bayangkan. Datar-datar saja. No HUG, No Suprise, No lebay.  Datar dan santai kayak baru ketemu kemarin. “oi fahri” “oi linggar”.

Mungkin karena sudah jam 9 malam, dan kita berdua mungkin sudah 3 L (lelah letih lesu), jadi kita biasa-biasa saja dan males yang mau basa-basi. Akhirny langsung to the point. Dia cerita tentang proyek itu, dan dia jelaskan dokumen-dokumen yang dia butuhkan. Ndak terlalu berat ji.

Terus kita bicara soal profit nantinya. Saya bilang karena ini proyek Cuma di bawah 100 juta jadi sori bro saya minta bagian persentase sekian. Coba seandainya proyeknya diatas 100 juta saya bakalan minta lebih rendah dari itu. Saya juga jelaskan alasan kenapa saya minta bagian segitu, dan dia sangat mengerti soal itu. Soal pengalaman memang fahri ini tidak perlu di ragukan lagi. Jadi begitu saya utarakan alasannya, dia langsung mengerti.

Trus setelah bicara soal fee, kita bicara soal kesediaan dia membantu perusahaan saya buat tahun depan. Karena terus terang perusahaan ini tahun ini benar-benar mandek, dan baru bisa aktif lagi setelah tahun lalu owner aslinya, yaitu bapak saya meninggal dunia. Proses panjang  mulai dari ahli waris, notaris, bank, dan izin-izin lainnya, memakan waktu hampir 1 tahun.

Singkat cerita fahri mau saja membantu saya, yang penting sahabatnya adam yang kebetulan sepupuku, mesti dilibatkan dalam proses lelang dan administrasinya. Tentunya syarat yang bagus sekali, karena dari awal memang saya mau libatkan adam untuk bantu ka tahun depan.

Setelah itu, kita ngobrol-ngbrol sedikit. Dia cerita tentang pengalaman-pengalamannya menangani proyek selama ini. Dan proyek-proyek apa saja yang sudah dia kerja. Pahit manisnya dia menjalani proyek. Cara-cara dia menghadapi pimpro, dll. Saya coba mendengarkan, menghayati, merasakan betapa serunya dia kerja proyek. Saking serunya sampai benar-benar bisa na buat ka jadi excited buat kembali terjun dunia proyek tahun depan.

Selesai cerita tentang beberapa pengalamannya tidak lama setelah itu, dia pamit pulang. Saya antar keluar rumah sampai menuju kendaraannya.
Setelah dia pulang, saya pergi kedapur bikin kopi, terus kembali ruanganku, bakar rokok, dan langsung bikin ini tulisan.

Klo tulisan ini jelek dan unfaedah sori sangat hahaha. Soalnya ini murni iseng-iseng. Jadi bodo amat mau jelek atau mau bagus.